News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Banyak Manusia yang Merugi karena Nikmat Sehat dan Waktu Luang

Banyak Manusia yang Merugi karena Nikmat Sehat dan Waktu Luang

Banyak Manusia yang Merugi karena Nikmat Sehat dan Waktu Luang

             Ilustrasi 

Nuansamedianews.com - Diluar sana, banyak anak anak Muda yang bangga dengan Kenakalannya. Juga diluar sana banyak Orang orang yang sudah terlanjur Tua dan menyesali masa mudanya Yang sia sia, Dan yang paling malang adalah Mereka yang sedang di siksa Dalam alam kubur sambil Menyesali masa hidupnya.

Ketika nyawanya telah dicabut, ia ingin kembali ke dunia supaya bisa beramal shalih. “Yaa tuhan kami, beri kami kesempatan  kembali kedunia walau sesaat, niscaya kami akan memenuhi panggilan Mu dan mengikuti perintah rosul Mu”.(Q.S.Ibrahim ayat 44). 

Rasulullah SAW bersabda yang Artinya : "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang." (HR Bukhari, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Abdul Fattah bin Muhammad dalam Qimatuz Zaman ‘Indal ‘Ulama menjelaskan, kata ‘tertipu’ dalam hadis ini artinya merugi. Banyak manusia yang merugi karena nikmat sehat dan waktu luang. Ada orang yang sehat, namun seperti tidak punya waktu untuk persiapan akhirat karena terlalu sibuk dengan kehidupan dunia.

Oleh karena itu, apabila diberikan nikmat sehat dan waktu luang, perbanyaklah ketaatan kepada Allah SWT. Sebab, masa sehat akan disusul sakit, dan waktu luang akan disusul kesibukan.

Hadis tentang menghargai waktu selanjutnya adalah saat Rasulullah SAW pernah bersabda kepada seorang laki-laki, dan menasihatinya : Artinya: "Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu." (HR Nasai dan Baihaqi). 

Lima perkara pertama ini harus dimanfaatkan, sebab, Allah SWT akan menanyakannya di akhirat kelak habis dipakai untuk apa waktu tersebut.

Di antara ayat Al-Qur'an yang mengisyaratkan makna ini, kita dapat simak dalam surat Al-Hasyr ayat 18, Allah SWT tekankan khususnya pada setiap insan yang beriman, harus ada pembeda keimanan kita dengan manusia yang belum beriman.

Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr [59]: 18)

Dalam ayat di atas, Allah SWT menyebutkan "Wahai orang yang beriman," tanpa terkecuali bahkan panggilannya menggunakan huruf Nida' (ya) disebutkan 361 kali dalam Al-Qur'an. Ada 14 makna huruf Nida' dalam gramatikal Bahasa Arab, dalam Al-Qur'an disebutkan hanya satu (ya) dengan fungsi yang fleksibel, memanggil yang dekat, menengah ataupun jauh.

Sementara kata "Ayyuha" disebutkan 150 kali dalam Al-Qur'an, Ayyunna munada bermakna tauqid yang menegaskan, ha-nya tanbih yang mengingatkan. "Alladzina", disebutkan 1080 kali dalam Al-Qur'an, memanggil seluruh kalangan tanpa terkecuali, besarkah, kecilkah, tuakah, mudakah, laki-laki dan perempuan, semuanya tanpa batas atau sekat sosial dalam berkehidupan, seakan Allah SWT ingin mengatakan, "Hai semua insan yang beriman tanpa terkecuali, adakah kalian sedang merasa dekat dengan Allah SWT sehingga merasa imannya kuat?".

Jangankan yang shalat fardu, sunnah pun dikejar-kejar. Ada yang imannya standar, menunggu azan baru dia siap-siap. Ada mungkin imannya sedang lemah, maka sampai iqamat pun dikumandangkan belum bergerak jiwanya untuk mendekat kepada Allah SWT. Semua kata Allah SWT, tanpa terkecuali, Aku tekankan Aku ingatkan, ittakullaha, tingkatkan takwamu kepada Allah SWT. Kita bertanya bagaimana caranya ya Allah?

Perhatikan dimensi yang disampaikan ayat ini, kata Allah SWT, di antara cara meningkatkan takwa itu, ternyata kata Allah SWT, lihat dirimu, persiapkan jalan hidupmu, lihat kurikulum dan tujuan hidupmu, persiapkan sampai engkau kembali kepada Allah SWT. Di antara bagian takwa itu, hendaklah setiap diri, kata Allah SWT, apalagi insan beriman, lihat dirinya, menata tujuan hidupnya, buat kurikulum hidup yang jelas sampai engkau kembali kepada Allah SWT.

Kita kembali bertanya kepada Allah SWT, "Ya Allah bimbing kami bagaimana cara memetakan diri kami supaya benar sampai kami kembali kepada-Mu, tunjukilah kepada kami seperti apa kurikulum hidup yang benar sampai pulang menghadap-Mu," sehingga sampai malam ini kita bisa merenungkan, jangan-jangan sampai detik ini, di malam hendak tarawih ini, di Ramadhan kesekian dalam episode kehidupan kita, jangan-jangan tujuan kita belum senafas dengan apa yang Allah SWT inginkan, belum terang seperti yang Al-Qur'an bimbingkan.

Maka setidaknya, ada dua hal pokok dalam Al-Qur'an yang sangat ditekankan kepada kita setiap manusia, terlebih insan beriman, agar betul-betul menjaga dua pokok ini sebagai akar tujuan berkhidupan kita. Tidak diciptakan manusia, kecuali untuk mewujudkan dua pokok ini secara cepat dengan keterbatasan waktu kita.

Pertama, Al-Qur'an surat Az-Zariyat ayat 56:

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat [51]: 56).

Pada ayat di atas tersebut, ternyata hadirnya kita di dunia ini, diciptakannya kita sampai berkehidupan di detik ini, tujuan pokoknya adalah untuk menghamba kepada Allah SWT. Jadi di antara sekain status yang melekat kepada kita sampai Hari ini, di hadapan Allah SWT ialah hanya seorang hamba. Kita ini hamba. Jadi ternyata ayat tersebut bukan hanya sekedar memberikan isyarat tujuan berkehidupan kita di dunia, tapi juga menunjuk identitas kita di hadapan Allah SWT sebagai hamba, dan karena inilah kita tercipta.

Ada persoalan besar, ketika makhluk bernama Azazil dari kalangan jin yang sangat dihormati di alam langit bahkan malaikat pun menghormatinya, ibadahnya luar biasa dzikirnya tinggi, tapi ketika dia bergeser dari fitrah kehidupannya, misi hidupnya untuk menghamba kepada Allah SWT, maka berubah namanya dari hamba atau jin yang taat, Azazil yang terhormat di alam langit berubah menjadi iblis. Hal tersebut termaktub dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur'an suat Al-Kahf ayat 50,

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim." (QS. Al-Kahf [18]: 50)

Dari ayat di atas, dijelaskan iblis adalah makhluk dari golongan jin yang berbuat fasik. Lawan dari fasik adalah taat, jadi jin ini asalnya taat, banyak zikir, beribadah. Hanya ketika keluar dari identitas kehambaannya kepada Allah SWT maka keluarlah dia dari rahmat-Nya.

Allah SWT juga berfirman dalam Al-Quran surat Al-A'raf ayat 12,

Artinya: (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Al-A'raf [7]: 12).

Dari ayat di atas kita bisa ketahui bahwa sesungguhnya bukan karena sujud atau hormatnya kepada Adam AS, kata Allah SWT, ini perintah-Ku, "Saya Tuhan, Saya Rabb, kamu hamba." Sifat hamba itu pasti membuktikan kehambaannya kepada Allah SWT. Seorang hamba pasti punya sifat menghamba, untuk membuktikan penghambaannya itu kita harus patuh pada Tuhannya. Makanya kata Allah SWT, "Kenapa kamu tidak patuh kepada-Ku?"

Karena bukan mengenai persoalan Adamnya, atau hormat dan sujudnya, melainkan engkau (iblis) adalah hamba sementara Aku (Allah SWT) adalah Tuhan.

Karena itulah misi pertama diutusnya semua Rasul, dari mulai Nabi Nuh AS - karena Nabi Adam AS merupakan seorang Nabi - Nabi Nuh AS diutus pada kalangan umat pertama, sampai Nabi Muhammad SAW, misi yang paling utama dan pokoknya ialah menerangkan serta mengingatkan kembali penghambaan kita kepada Allah SWT.

Editor : (Marthagon)

Penulis : Muh. Yanto Manapa (Guru Fiqih MTsN 1 Flotim)







Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar